Teguh (43) serius menggeluti bisnis uang kuno yang diminati banyak kalangan. Selama 15 tahun terakhir, mantan pegawai bank itu telah
melakukan bisnis uang kuno. Dia telah menjual uang kuno di beberapa daerah
seperti Citarum, Progo, dan Semarang, dan sekarang menampilkan koleksi uang
kuno di dekat Old Blenduk Church of Semarang.
Dia mengatakan bahwa sekarang uang kuno bukan sekedar kumpulan hobi, tapi juga untuk serial mas kawin. Anak muda pun otomatis juga menyukai uang kuno.
Kata dia, paket mas kawin tahun 2016
misalnya, banyak pengantin wanita mencari kombinasi uang kertas dan koin 2.000
rupiah dan 16 rupiah. "Jadi dibaca menjadi 2016. Dan sekarang kita sudah
mempersiapkan serial mas kawin untuk pernikahan tahun depan," kata Teguh di depan tokonya.
Kota Tua merupakan tujuan wisata yang menjadi prioritas di Semarang, membantu mendorong bisnis uang kuno yang semakin dikenal masyarakat. Selain kawin pernikahan, uang kuno juga dimanfaatkan untuk keperluan rumah baru, bahan ajar di sekolah, dan tentu saja pemburu uang kuno atau kolektor uang kuno.
Harga Uang kuno disini masih murah, mulai dari sepuluh ribu hingga
puluhan juta rupiah," kata Teguh kepada Abel, magang wartawan UKSW di
tribunjateng.com.
Uang kuno tersebut dibuatkan katalog yang gambar dan spesifikasinya sesuai yang dicetak oleh BI.
Tujuannya agar penjual dan kolektor mengetahui kisaran harga yang mereka miliki atau yang akan dijual belikan. Katalog BI akan diperbarui setiap 5
tahun. Semua uang di katalog adalah uang yang dicetak oleh negara Indonesia,
serta uang kuno yang terjadi di Indonesia yang dijajah oleh Belanda dan Jepang.
Menurutnya, pembaharuan katalog uang oleh Bank Indonesia setiap lima
tahun telah mengakibatkan kenaikan harga uang kuno. Sangat menggoda. Dia adalah
bisnis uang lama seperti mata uang asing. Ada juga pembeli uang lama yang tahu
dulu. Teguh bisa mendapatkan untung hingga Rp 40 juta atau bahkan ratusan juta dari kolektor uang kuno atau penghobi uang kuno.
Bagaimana cara menyimpan dan merawat uang kuno tidaklah rumit. Cara membersihkan uang kertas kuno hanya dengan menggunakan kapas dan air hangat. Sementara uang koin kuno bisa dicuci dan dipoles menggunakan obat-obatan dan baking soda powder. Tips ini telah teruji dan sering dipraktikkan oleh kolektor uang kuno. Dalam satu hari,
Teguh mampu untung sekitar Rp 300 ribu dari bisnis uang kuno ini. Uang
kuno ini memanglah sudah tidak dipakai untuk alat tukar transaksi jual beli, tapi bisa diingat oleh anak cucu kita.